Kemajuan peradaban manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin canggih. Maukah diperbudak oleh zaman?
Hal ini tidak akan terjadi, mengapa? Karena yang memajukan ilmu pengetahuan adalah manusia itu sendiri. Lain cerita bagi mereka yang salah menanggapi perkembangan ilmu. Sikap kitalah yang menentukan. Lalu harus bagaimana? Belajar. Semua kemajuan ini harus diketahui dampaknya, harus diketahui tujuan dan manfaatnya dan harus digunakan dalam konteksnya untuk kebaikan dunia dan akhirat. Bukan egoisme pribadi dan kesombongan memiliki.
Dalam sebuah hadis Nabi menyatakan, "Barang siapa yang ingin sukses dalam kehidupan dunianya, hendaklah (dicapai) dengan ilmu, barang siapa yang ingin selamat di akhirat nanti hendaklah dengan ilmu dan barang siapa yang ingin sukses dalam menghadapi kedua-duanya (dunia dan akhirat) maka hendaklah pula dicapai dengan ilmu."
“Barangsiapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah (fisabilillah) hingga ia kembali (ke rumahnya)” (HR.Tirmidzi)
"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR.Muslim)
Tradisi Islam, orang yang berilmu amat dimuliakan. Kedudukannya dalam masyarakat adalah amat mulia. Inilah dimana ilmu itu sangat penting.
Apalagi bagi kita calon dokter, belajar itu seakan menjadi tuntutan. Long life learner, begitu mereka bilang. Banyak mutasi, resistensi, semua itu menuntut kita agar terus belajar sampai akhir hayat. Menolong pasien tanpa didasari ilmu itu merupakan tindakan non-maleficence. Bisa saja malpraktek dan sangat harmful untuk mereka. Kalau sudah seperti itu, siapa yang berdosa?
”Guru yang baik adalah pasien yang berobat di pelayanan kesehatan, perlakukanlah pasien sebagai orangtua, sebagai keluarga dekat, atau sebagai diri sendiri, jika dokter muda menyakiti pasien, berarti menyakiti orang tua sendiri, menyakiti keluarga atau menyakiti diri sendiri”.
Untuk kondisi kita saat ini dalam kaitannya dengan TMA, misal dalam keadaan sedang medcheck atau banmed. Mau apa kita kalau tidak punya ilmunya? Bengong dan hanya melihat mereka mengeluhkan sakitnya? Na’udzubillah. Semoga kita termasuk orang yang berilmu. Amin.
Dalam sebuah hadis Nabi menyatakan, "Barang siapa yang ingin sukses dalam kehidupan dunianya, hendaklah (dicapai) dengan ilmu, barang siapa yang ingin selamat di akhirat nanti hendaklah dengan ilmu dan barang siapa yang ingin sukses dalam menghadapi kedua-duanya (dunia dan akhirat) maka hendaklah pula dicapai dengan ilmu."
kalo boleh tau ini hadits riwayat siapa ya?