Dari Amir Mukminin Abi Hafsh Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Sesungguhnya segala amal tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya karena Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang akan diraihnya atau wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang diniatkannya.” (HR. Dua Imam Muhadditsin (ahli hadits) Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah Al-Bukhari dan Abu Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi An-Naisaburi didalam dua kitab shahih mereka yang keduanya adalah kitab yang paling shahih (benar) yang ditulis (manusia).
Dari hadits di atas bisa diambil kesimpulan bahwa niat menjadi suatu hal yang sangat penting sebelum melakukan apapun. Para ulama juga telah bersepakat bahwa segala amal yang dilakukan seorang mukallaf yang mukmin tidak dianggap sah secara syar’i dan tidak berpahala jika ia mengerjakannya kecuali disertai dengan niat.
Setiap amal yang baik dan bermanfaat, apabila dilakukan dengan niat yang baik disertai dengan keikhlasan, mengharapkan keridhaan Allah Ta’ala dan mengikuti cara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi suatu ibadah. Karena itulah kita harus selalu ingat untuk berdoa, meluruskan niat sebelum melakukan sesuatu apapun.
Niat saya bergabung dengan Tim Medis Asy-syifaa (TMA) angkatan keempat ini adalah yang pertama, jelas saya ingin mencari ridha Allah SWT. Selama ini saya sering berkecimpung dalam dunia aktivis namun jarang sekali ada yang berlandaskan agama. Disini saya belajar sambil mendekatkan diri dengan Allah. Kedua, saya dari dulu memang suka dengan hal-hal berbau first-aid dan kepalangmerahan. Untuk bergabung dengan Korps Suka Rela Unpad rasa-rasanya sedikit sulit untuk saya menyesuaikan jadwal. TMA mempunyai unsur tersebut saya pikir, bahkan lebih dari itu saya bisa belajar khitan, turun lebih awal ke masyarakat dalam balai pengobatan, berlatih medical-check dan hal yang jelas berbau kepalangmerahan, bantuan medis. Ketiga, saya ingin membangun ‘keluarga’ baru dalam hidup saya. Pada dasarnya saya sangat suka sekali berkumpul dengan banyak orang, karena memang saya tipe orang extrovert kebetulan. Membuat suatu lingkaran, mengerjakan hal dengan satu tujuan adalah hal yang sangat menarik untuk saya. Keempat, ini merupakan suatu kesempatan agar saya dipaksakan untuk berolah raga. Saya bukanlah orang yang suka berolah raga, namun saya tahu seberapa penting olah raga untuk tubuh. Jadi kalau tidak dipaksakan, saya akan sangat malas melakukannya. Semoga dengan bergabung dengan TMA ini bisa menjadi suatu wadah untuk saya memelihara tubuh yang Allah pinjamkan kepada saya. Kelima, alasan konvensional, yang pasti saya ingin mengembangkan kemampuan apa yang ada dalam diri saya.
Semoga semua hal yang sudah dan akan saya lakukan terluruskan niatnya. Dan semoga keikutsertaan saya dalam TMA ini tidak hanya mengembangkan potensi saya sendiri, namun saya bisa memberikan kontribusi konkret untuk TMA yang mewadahi saya. Apapun bentuknya, insyaAllah.