Sesekali terlihat membuka buku soal, case review, atau draft sooca disaat ke-hectic-an kegiatan yang ia jalani.., terkadang malah cenderung asyik dan terkesan memiliki dunia sendiri disaat terlarut dalam kebingungan belajar ditengah waktu yang berhasil dicuri untuk melakukan itu…
” ck..ck..ck…, rajin amat sih anak kedokteran, dimana-mana nyempetin belajar ” gurau seorang teman pada nya…
” maklum lah, sebentar lagi mau ujian, ngejar setoran setelah sekian lama tidak belajar ” jawabnya lugas..
” oh, besok ada ujian ya?? ” tanya sang sahabat kembali..
” enggak kok, 2 minggu lagi… ” timpal nya singkat..
” HAH?? saya aja yang ujian besok masih tenang-tenang aja kok… -__-‘”, respon sang sahabat yang pastinya bukan teman sefakultas nya…
ya.., terkadang seperti berlebihan…
berlebihan nampaknya sikap anak2 kedokteran dalam hal belajar (padahal waktu ujian masih lama.. *katanya..)
berlebihan dari segi kepanikan anak2 kedokteran menghadapi ujian (padahal waktu ujian masih lama.. *katanya.., sementara banyak fakultas lain yang waktu ujian nya lebih dekat, tapi biasa saja..)
terkesan meng-ekslusifkan diri, seolah ingin menunjukan bahwa ujian di fakultas kedokteran terkesan lebih berat dan lebih sulit dibanding fakultas lain, seolah membuat yang lain dipaksa paham akan kondisi itu..
lalu akan dianggap se-lebay apakah seorang yang akan menghilang 1,5 bulan, mendelegasikan amanah yang dipegang saat ini, hanya untuk belajar dan menghadapi ujian2 itu??
Ntahlah, apa yang dirasakan setiap kita ketika menjadi mahasiswa kedokteran, yang 2 minggu lagi dihadapkan pada ujian.., disaat dirinya tau, kapasitas belajar sebelumnya jauh dari kata cukup, karena waktu belajar nya banyak dihabiskan pula untuk menjalankan aktivitas lain diluar belajar nya dalam ilmu kedokteran..
2 minggu lagi ujian..
dihadapkan pada 200 soal pilihan ganda, berbahasa inggris, dengan soal cerita klinis, studi kasus, dan basic science yang harus diselesaikan dalam 200 menit tanpa istirahat..
dimana dalam menjawab soal2 tersebut, diperlukan bacaan komprehensif terkait mata kukiah (sistem) yang diujikan dari buku2 tebal berbahasa inggris (textbook) yang saya rasa cukup membuat kepala manusia pening dan membuat anjing berhenti menggonggong ketika buku setebal dan seberat itu dilemparkan pada nya…
itu baru salah satu episode kecil dari rangkaian panjang ujian yang dihadapi..
2 minggu lagi..
episode lain ujian yang membuat orang muntah (dalam artian sebenar-benarnya muntah.. *temen saya mengalami ini..), stress, depresi, hingga sakit ialah ujian SOOCA (ujian lisan) yang dalam persiapan nya kita harus menghapal sekitar 32-36 kasus kedokteran yang dikaitkan dengan basic sciene yang sedang dipelajari dari sistem dermatomuskuloskeletal, hematoimmunology, serta cardiovasculer (* untuk tahun ketiga), dengan sistem random 1 kasus yang keluar, yang harus dipresentasikan selama 20 menit di depan 2 dokter penguji, dan nilai yang keluar dari ujian ini dijadikan 50% bobot nilai untuk dituliskan di Indeks Prestasi nanti…
2 minggu lagi…
selain ujian tulis dan ujian lisan, masih ada episode lain dari ujian ini, ya.., ujian praktik, skill lab (OSCE) . Menghapal sekitar 30-35 modul skill lab, terkait sistem yang dipelajari, dan kasus yang akan diujiakan, kurang lebih ada 15 kasus nantinya yang masing2 kasus diselesaikan dalam waktu 10 menit. Ujian yang cukup melelahkan dari segi fisik, pikiran dan mental, maraton untuk pindah dari satu ruangan ke ruangan lain nya (total ada 15 ruangan) untuk mengatasi kasus-kasus medis yang memerlukan keterampilan medis kita dalam menangani nya, dan langsung diuji oleh dokter2 spesialis untuk menilai ketrampilan kita..
wajib mendapat nilai A di ujian ini, karena jika tidak mendapat nilai A = remedial, dan jika setelah remedial masih belum mendapatkan nilai A, kemungkinan besar tidak akan naik kelas..
ada nilai E, nilai D > 7 SKS, gagal ujian lisan, gk dapet A nilai ujian praktik (walaupun cuma 1 station), maka bersiaplah untuk tinggal kelas, mengulang kembali setahun semua kuliah yang pernah dijalani, bersama angkatan bawah, bukan mengulang mata kuliah atau sistem yang gagal saja… (kayak waktu SMA lagi.. -__-‘)
2 minggu lagi, untuk ujian tulis, lisan, dan praktik..
3 kasus draft ujian lisan harus dibuat minimal per hari nya (masing2 kasus 20 menit X 30 kasus = 600 menit = 10 jam minimal waktu yg diperlukan untuk latihan saja ujian lisan nya, belum menghapalnya… T_T), belum lagi membaca textbooks, buku soal (200 menit X 4 = 800 menit minimal untuk latihan soal, belum memahami nya..), case review, serta lab manual ujian praktik yang harus dipelajari.. (10 menit X 30 kasus = 300 menit = 5 jam minimal waktu latihan simulasi, belum menghapalnya juga…), dengan dominasi bahasa inggris dalam semua proses tersebut..
lalu adakah yang membuat kita untuk tidak panik, takut, memaksakan diri mencuri waktu untuk sekedar membaca, bahkan sampai meninggalkan beberapa aktivitas hanya untuk ujian?? (yang walau kata kebanyakan orang waktu ujian nya masih lama??)
ya…, memang sulit.., sulit untuk bisa mengkomunikasikan hal ini ke khalayak ramai, sulit untuk berbagi keresahan ini ke kebanyakan orang, sulit untuk bisa menjadikan orang merasakan apa yang kita rasa pada saat ini.., hingga akhirnya bisa sama-sama saling memahami, ya.., memang sulit.., lebih mudah nampaknya menjadikan kebanyakan orang menganggap kita berlebihan, menganggap ekslusif, dan cenderung merendahkan fakultas lain karena menganggap fakultas lain ujian nya lebih ringan.., ironis memang.., tapi beginilah kenyataan nya..
dan inilah konsekuensi yang harus dihadapi mahasiswa kedokteran ketika aktifitas dan lingkungan nya banyak bersinggungan dengan sahabat2 dari fakultas lain..
bukan mundur, atau melarikan diri, hanya berhenti sejenak, itupun bukan untuk memenuhi hak diri, terlebih bersenang-senang, melainkan untuk menunaikan amanah orang tua, menunaikan amanah umat yang saya pikul kelak sebagai tanggung jawab atas keilmuan yang kita pelajari..
belajar adalah sebuah keharusan, bukan sekedar karena dihadapkan pada ujian, menjadi mahasiswa kedokteran, suatu saat nanti yang dihadapi langsung ialah manusia, dan keilmuan yang dimiliki erat kaitan nya dengan nyawa seseorang, maka kesungguhan dalam belajar menjadi sebuah keniscayaan..
lalu, apakah karena hal seperti ini memang mengharuskan anak2 kedokteran untuk tak aktif dalam berbagai kegiatan diluar kuliah atau keilmuan nya??
jelas tidak.., diluar masa ujian, TOTALITAS dan LOYALITAS masih bisa diberikan untuk menghasilkan kontribusi nyata dengan sungguh2, yang kebermanfaatan nya jauh lebih besar dibanding kerugian yang dihasilkan ketika mereka harus meninggalkan amanah nya hanya untuk menghadapi ujian..
maka tak aneh sebenernya ketika melihat anak2 kedokteran ramai menjadi aktivis…
“kok bisa ya anak kedokteran aktif diluar, emang ada waktu ya??”
JELAS BISA!! waktu kita untuk memberikan KONTRIBUSI BESAR lebih banyak dan lebih panjang dibanding waktu kita berhenti sejenak untuk mempersiapkan ujian..
tapi terkadang, kebaikan yang besar ini, terbiaskan oleh kekurangan/keterbatasan kita yang kecil…
tapi lagi2, inilah konsekuensi nya menjadi mahasiswa kedokteran..
tapi yang pasti, tak pernah terbesit untuk mengekslusifkan diri atau mengistimewakan diri dengan kondisi tersebut, karena, mau anak kedokteran, sastra, mipa, fisip, itu semua sama dihadapan Allah..
hanya ketakwaan yang membuat setiap kita berbeda dihadapan- Nya..
dan semoga, apa yang kami jalani saat ini pun, sebagai proses untuk terus bisa memperbaharui takwa kami untuk lebih baik buat kedepan nya…
-Kang Danfer-
Sunday, May 1, 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Mahasiswa kedokteran apa harus pandai sekali berbahasa inggris ? Jika bahasa inggrisnya minim apa yang akan terjadi ?
anak kedokteran yang aktif di luar kegiatan kuliah itu hebat banget
salut buat orang-orang seperti itu
Yaaallah sanggup ga yaaa?:(
Waduh... Kelar idup gua :"v
Serem banget sih :" gw udah kena batu ni kak. Dapet nilai D 1 blok.. :'(:'(
Astaghfirullahalngadim